Wednesday 15 May 2013

Ibu-ibu Rusak Belasan Mobil Pejabat Kuansing - Tribun Pekanbaru

Ibu-ibu Rusak Belasan Mobil Pejabat Kuansing - Tribun Pekanbaru

Ibu-ibu Rusak Belasan Mobil Pejabat Kuansing
Tribun Pekanbaru - Rabu, 15 Mei 2013 09:05 WIB

mOBIL-PEJABAT-KUANSING.jpg
Istimewa
Mobil Pejabat Kuansing yang dirusak oleh warga karena menertibkan Peti di lingkungan mereka



Laporan: Mayonal Putra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU  - Operasi penertiban penambang emas ilegal di hulu Sungai Batang Kuantan, Kuansing, yang dipimpin langsung Bupati Sukarmis mendapat perlawanan warga. Mereka merusak 17 kendaraan pejabat, termasuk mobil Kepala Kejaksaan Negeri dan Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Kuansing.

Warga juga menghadang rombongan bupati saat hendak pulang, yang memaksa polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.

Penertiban kegiatan penambang liar, yang dikenal dengan penambang emas tanpa izin (PETI), itu dilakukan tim gabungan dari lintas instansi.

Mereka itu antara lain  Ketua DPRD Muslim, Wakapolres Kompol Khaldun, Kepala Kejaksaan Negeri Maryono, dan beberapa kepala dinas. Operasi juga melibatkan unsur Polri, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Beberapa wartawan ikut rombongan untuk peliputan.

Tim gabungan yang berjumlah sekitar 150 orang dan dipimpin Bupati Kuansing Sukarmis itu berkumpul di Pasar Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, Senin (13/5) sore. Mobil-mobil lalu ditinggal di pasar, dijaga beberapa petugas.

Selanjutnya, tim gabungan berangkat menyusuri sungai menggunakan sejumlah perahu mesin tempel atau pompong. Mereka bermalam di beberapa tenda besar yang sudah dibangun anggota TNI sebelumnya, di pinggir sungai.

Selasa (14/5) pagi, operasi mulai dilakukan. Hasilnya, tim gabungan memusnahkan 57 perahu bermesin kompresor beserta peralatan tambangnya, dengan cara dibakar dan ditenggelamkan.

"Kita berhasil memusnahkan 57 unit PETI, dibakar dan ditenggelamkan," ujar Wakapolres Kompol Khaldun kepada Tribun, Selasa malam.

Tidak ada perlawanan dari penambang. Pasalnya, perahu-perahu yang dipakai untuk menambang emas sudah ditinggal para pemiliknya.

"Waktu operasi, banyak perahu yang disembunyikan di anak sungai, bahkan ada yang disembunyikan di bukit-bukit di atas sungai. Seluruh perahu itu kemudian dibakar oleh tim operasi. Jumlahnya mencapai 57 unit," ujar Rully Saulah, seorang jurnalis televisi yang ikut dalam operasi tersebut.

Kompol Khaldun menambahkan, operasi penertiban penambang emas ilegal di hulu Sungai Batang Kuantan rencananya digelar hingga perbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Dharmasraya.

Tiba-tiba Selasa siang, sekitar pukul 12.30, datang kabar mobil-mobil yang diparkir di Pasar Lubuk Ambacang dirusak ratusan warga. Tujuh petugas yang ditugasi menjaga 17 unit kendaraan itu, kabur menyelamatkan diri, tak kuasa menghadang massa yang marah.

Semua mobil mengalami kerusakan. "Kaca mobil dinas saya, Toyota Kijang Innova, di bagian depan dan samping pecah," kata Wakapolres Kuansing Kompol Khaldun.

Mobil Kepala Kejaksaan Negeri Kuansing mengalami kerusakan di bagian kaca depan dan belakang.

Mobil dinas Bupati Sukarmis, yakni Toyota Land Cruiser, dan mobil Ketua DPRD Kuansing selamat dari amukan massa, karena tidak diparkir di Pasar Lubuk Ambacang.

Berdasarkan keterangan saksi mata, massa yang melakukan perusakan berjumlah ratusan orang. Mereka melempar kendaraan dengan batu dan memukulnya dengan kayu. Diduga para pelaku merupakan warga setempat, warga Kecamatan Hulu Kuantan, karena banyak di antara mereka ikut melakukan penambangan di sungai.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kuansing, Ajun Komisaris Polisi John Sihite mengungkapkan, kejadian perusakan 17 mobil berlangsung saat tim gabungan melakukan penertiban tambang liar di hulu sungai.

Kata dia, polisi sebenarnya sudah berjaga-jaga di lokasi parkir, namun jumlah massa yang berjumlah ratusan orang tidak dapat dicegah. "Kami sudah mengenali pelakunya dan siap menindak mereka sesuai aturan," tegas Sihite.(*)

Editor : zid

No comments:

Post a Comment